Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak

Photo of author

By Annie Nugraha

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Lobby Harris Hotel Pontianak. Estetik dan informatif (Foto: koleksi pribadi)

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Permainan bentuk & warna yang apik di lobby Harris Hotel Pontianak (Foto: koleksi pribadi)

Hari sudah berangkat sore saat gawai saya berbunyi. Sebuah pesan lewat Whatsapp dari suami mendarat dengan manisnya. Sebuah berita gembira masuk dan bikin saya melonjak girang. Semesta ternyata mengizinkan saya kembali ke tanah Kalimantan

“Saya minggu depan mau dinas ke Pontianak. Mau ikut gak?”

Yah dia nanya. “Ikutlah. Aku kan juga belum pernah ke Pontianak.” Saya tersenyum bahagia sembari ngetik secepat mungkin. Gak ditanya pun saya rasa suami sudah tahu lah jawabannya.

Tanpa menghiraukan sebuah tugas yang mendekati date-line, saya pun langsung berancus memindahkan pusat perhatian ke beberapa mesin pencarian, menyusur beberapa informasi yang wajib sudah di tangan sebelum berangkat. Destinasi wisata alam dan sejarah, destinasi kuliner, dan mencari penyewaan kendaraan di kota Pontianak.

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Si scooter oranye yang jadi maskot dan spot foto cantik di lobby Harris Hotel Pontianak

Strategis dengan Limpahan Jajanan yang Enak

Harris Hotel Pontianak ini jadi pilihan ke-2 saya saat melewati malam ke-3 di kota lintasan khatulistiwa ini. Suami pun baru melakukan reservasi saat kami di Pontianak. Seperti biasa, saat traveling 4 hari 3 malam, saya dan suami sepakat menginap di hotel pertama selama 2 malam dan malam terakhir di hotel lain dengan berbagai pertimbangan on-the-spot.

Kenapa? Biar bisa eksplorasi. Sebisa mungkin mendapatkan tempat menginap yang punya ciri khas, suasana, nuansa, dan lokasi yang berbeda. Setelah ngobrol-ngobrol dengan tour guide yang mendampingi saya dan ketika melewati Jl. Gajah Mada, pilihan pun jatuh pada Harris Hotel Pontianak. Hotel bintang 3 dengan 151 kamar yang berdiri sejajar di lokasi penuh kesibukan.

Dalam beberapa kesempatan saat kendaraan yang saya tumpangi melewati kawasan Gajah Mada, selalu terlihat berbagai jenis kegiatan yang cukup menarik perhatian. Pagi ada pasar dadakan, siang hadir berbagai kegiatan perkantoran dan perdagangan, malam jadi tempat tongkrongan. Lingkungan yang selalu berwarna dengan sederetan ruko dan bangunan bertingkat. Beberapa diantaranya masih menggunakan bangunan lama yang padat di kanan dan kiri jalan. Tapi ada juga yang sudah direnovasi dengan tampilan fasad yang terlihat begitu atraktif.

Saat siang saya lewat di sini, terlihat deretan bangunan dengan pedestrian serta trotoar yang lebar dan luas. Di sini segala ada sepertinya. Saat terjebak kemacetan, saya mencoba menilik satu persatu, ke sisi kanan dan kiri. Tampak berbagai perkantoran, supermarket, toko-toko makanan tradisional dan kebutuhan rumah tangga. Resto juga ada. Termasuk para penjual makanan dan minuman dalam gerobakan.

Malamnya malah lebih meriah lagi. Banyak lampu warna-warni yang bergelantungan di pinggir jalan. Serta kedai-kedai masakan pondokan dengan berbagai pilihan menu. Aiihhh rasa pengen diborong semua.

Yang paling saya suka dari kawasan Gajah Mada ini adalah lahan parkirnya luas. Memanjang dari ujung ke ujung dan saling menyambung. Sementara jalur jalan di depannya hanya 2 jalur. Derap kesibukan tuh terasa banget saat suara peluit dan instruksi parkir terdengar di sana-sini.

Dan eh saya mendadak ingat. Saya pernah nonton liputan Nex Carlos. Salah seorang food vlogger dan youtuber bertubuh tambun favorit saya yang memang berasal dari Pontianak. Di salah satu liputannya, dia menghadirkan RM 999 Ayong Pontianak. Kedai makan pojokan yang populer dengan nasi telor ceplok dan siraman kuah ebi. Sederhana aja hidangannya. Tapi pelanggannya berlimpah ruah. Setelah saya telusuri ternyata berada di lingkungan Jl. Gajah Mada.

Ide untuk menginap di Harris Hotel Pontianak pun langsung muncul karena posisinya hanya sekitar 300-an meter dari rumah makan incaran saya tersebut. Beneran walking distance.

Baiklah. Mari coba menginap di sini. Setidaknya kehadiran aneka jajanan yang menggoda itu bisa menjadi semangat untuk menyusur sebagian kecil wajah kota Pontianak.

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Dekorasi dan denah pariwisata di lobby Harris Hotel Pontianak

Tentang Harris Hotel Pontianak

Sepanjang sejarah staycation, baru kali ini saya menginap di sebuah hotel yang menempel sejajar dengan ruko. Tapi meskipun begitu, fasad Harris Hotel Pontianak gampang sekali terlihat dari kejauhan. Bangunannya lebih jangkung dari yang lain. Sementara signage hotel dibuat begitu eye-catchy.

Parkiran di sisi depan hotel terlihat begitu padat saat saya tiba. Jadi terus terang cukup repot mencari titik strategis untuk menurunkan barang.

Saya mendangak sembari mencari pintu masuk yang ternyata cukup tinggi. Ada tangga menjulang. Sementara di sebelahnya disediakan eskalator. Sayangnya eskalator ini sedang tidak berfungsi. Untungnya saya dibantu tour guide yang baik hati dan berkenan membantu mengangkat 2 koper yang besar-besar. Sungguh bantuan tenaga yang berarti karena saat itu suami sedang ngantor, tidak menemani saya check-in. Sementara saya, dengan HNP yang bersarang di tubuh bagian belakang, tidak diperbolehkan sama sekali mengangkat beban berat dalam bentuk apa pun.

Terima kasih bapak-bapak yang sudah membantu.

Melewati pintu kaca besar setelah tangga, saya tidak langsung terhubung dengan lobby. Di area itu ada toko buah dan mini market yang terlihat sedang melayani beberapa tamu. Toko yang saat sore harinya saya hampiri ini ternyata juga menjual banyak kue kering khas Pontianak dan beberapa manisan buah yang cukup menggoda selera.

Saya kemudian naik eskalator yang kali ini tersambung ke lobby. Sebuah area yang juga terhubung dengan Harris Cafe – resto tempat sarapan, Juice Bar, dan ruang tunggu yang bisa digunakan untuk bekerja.

Sembari menunggu konfirmasi ruangan dan kunci kamar, saya bersengaja menebarkan pandangan. Menikmati rangkaian dekorasi yang didominasi oleh warna oranye dan abu-abu dengan sentuhan turunannya. Gak menyangka bahwa dengan sentuhan kreatif, tabrakan kedua warna ini bisa menghadirkan sebuah keistimewaan.

Tak jauh dari eskalator tadi, sebuah scooter oranye nangkring dengan manisnya menemani tulisan Harris yang terpajang berdiri. Cakep banget jadi spot foto. Seru juga ya kalau punya motor dengan warna gonjreng yang menarik perhatian begitu. Kalau parkir di tengah lautan motor, bisa gampang nyarinya.

Saya juga menyempatkan diri mengamati banyak sekali foto yang menampilkan beberapa destinasi wisata yang ditempelkan di dinding. Lama berdiri di situ dan mencoba mengingat beberapa titik yang mungkin sempat saya hampiri. Sentuhan hitam putihnya menyempurnakan sudut foto yang tercipta. Cantik dan indah luar biasa. Saya mendadak pengen mencabar diri. Suatu saat ingin dengan sengaja menyusur tempat-tempat vintage di Kota Tua Jakarta dan memotretnya dengan sentuhan hitam putih.

Tak lupa dihadirkan juga sebuah map besar yang menunjukkan beberapa tempat yang bisa kita kunjungi. Banyak banget petunjuknya. Sayangnya saya tidak bisa come into details karena agenda kunjungan sudah padat merayap dan sudah memutuskan akan menghabiskan waktu seharian penuh ke Singkawang.

Tapi jujurly, meski tidak terlihat mewah, tampilannya cukup meninggalkan kesan yang begitu berharga. Sebagai seorang pejalan, public area di lantai ini cukuplah. Ketidakhadiran concierge aja sih yang cukup bikin saya bertanya-tanya. Jadi koper-koper harus dibawa sendiri. Staff/receptionist juga terlihat berjuang mandiri. Kesian liatnya pontang-panting. Tapi mungkin petugasnya memang sedikit, yang lain lagi istirahat atau dan saat itu sedang ada tugas yang lain yang lain. Barangkali ya.

Oia, belakangan saya menyadari bahwa ternyata lupa mengalokasi waktu untuk ke CIELO Sky Lounge dan SKY Pool milik Harris Hotel Pontianak. Kenapa ya? Ah mungkin karena keesokan harinya saya harus check out cepat. Persis setelah selesai sarapan pagi itu saya dan suami dijemput untuk ke bandara dan pulang ke Jakarta.

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Teras angkringan yang asyik banget dan berada berdampingan dengan resto tempat sarapan

Kamar yang Sederhana

Karena acara menginap di Harris Hotel Pontianak ini beneran hanya untuk tidur, khususnya saya yang seharian PP dan menyusur Singkawang dari pagi-pagi hingga malam hari, suami memutuskan untuk menyewa kamar yang sederhana saja. Apalagi cuma semalam pulak.

Pilihan jatuh pada tipe Harris Room dengan king size bed. Kamar berukuran 26m2 ini lebih dari cukup sih untuk berdua. Yang penting ruangannya comfortable dengan pendingin ruangan yang berfungsi dengan baik plus kasur yang nyaman juga bersih. Selainnya bagi saya sih sebagai pelengkap. Jadi apa yang dihadirkan di kamar ini memenuhi standar hotel bintang 3.

Seperti halnya di area penerimaan tamu tadi, kamar ini dikuasai oleh warna oranye. Yang mungkin, menurut dugaan saya, adalah warna identitas grup Harris hotel. Ornamen pelengkap keindahan kamar sih tidak dominan. Lebih kepada fungsional saja. Di atas bed head saya melihat sebuah foto hitam putih berbentuk persegi panjang. Potret 2 orang sedang bersepeda dengan perangkat lengkap di tubuh. Foto dengan sentuhan human interest yang cukup menarik.

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Harris Room yang saya tempati di Harris Hotel Pontianak

Sarapan Kaya Warna

Harris Cafe yang berada di lantai yang sama dengan area penerimaan tamu terlihat begitu sibuk saat saya dan suami tiba di sana untuk sarapan. Beberapa petugas tampak mondar-mandir mengisi ulang banyak menu yang wadahnya mulai kosong. Sempat tidak ada petugas yang menunggu di pintu depan, mencatat tamu yang masuk. Jadi saya memutuskan untuk menunggu dulu.

Seperti biasa, sebelum menentukan akan makan apa, saya berkeliling terlebih dahulu. Memantau kira-kira asupan apa yang bisa jadi pembuka sarapan. Prinsipnya sih, kalau buat saya, ambil dulu mana yang disuka. Baru setelah itu santapan yang lainnya. Khususnya yang bakal jarang ditemukan atau yang jadi ciri khas daerah yang sedang dikunjungi. Plus wajib menikmati sajian telur. Baik itu omelette, ceplok, atau scramble eggs.

Saat masuk tadi mata saya langsung disambut oleh sederetan penuh kue-kue kekinian dengan berbagai warna pemantik selera dan telihat manis. Hadir juga jajanan khas Pontianak seperti Choi Pan/Chai Kue dan Pengkang. Di dekatnya berjejer 4 buah water dispenser/water tank yang cukup tinggi dengan berbagai opsi : air putih biasa, infused water, dan 2 sirup rasa buah. Di belakang deretan ini ada sekelompok buah dan salad sayuran beserta dengan pelengkapnya.

Di satu sudut ada gerobak khusus yang melayani nasi lemak dengan potongan topping beraneka rupa. Meskipun terlihat cukup menarik, saya memutuskan untuk tidak sarapan nasi. Karena tadi pagi suami sempat mendapatkan info dari rekan sekantor bahwa sekitar jam 11-an siang saat dijemput, sebelum menuju ke arah bandara, rombongan akan mampir makan siang dulu di Sop dan Bubur Ikan Ahian di Jl. W. R. Supratman yang berada di tengah kota Pontianak.

Baiklah. Saya dan suami sepakat sharing plate aja. Beberapa menu diambil untuk dinikmati berdua. Tanpa nasi dan kudapan serta minuman manis apa pun. Isinya sih sebagian besar adalah masakan ala rumahan dan kedai makanan. Sederhana aja tapi disajikan dengan bumbu yang berani. Gak cuma sekedar asin, gurih, atau manis. Favorit saya adalah bubur ayamnya. Condiment nya banyak dengan kuah santan ringan yang sedap gurih. Seimbang dengan tingkat kekentalan buburnya.

Saya mencukupkan sarapan di pagi itu dengan menghabiskan omelette yang isiannya penuh banget. Ukuran omelette nya jadi terlihat jumbo. Montok dan terlihat well cooked.

Saya akhirnya memutuskan untuk banyak memotret dan mengunjungi sebuah teras setengah terbuka yang pintunya terhubung dengan Harris Cafe. Sepagian itu hawa sudah terasa panas menyerang tubuh dan wajah. Ada beberapa tamu yang duduk di sini sembari menikmati beberapa tawaran masakan ala angkringan. Beberapa ahli hisab tampak asyik mengobrol sembari menikmati bercangkir-cangkir kopi.

Ah, saya tetiba ingat. Saya belum ngopi sama sekali sepagian ini. Baiklah mari kita tutup sarapan berwarna-warni di Harris Cafe – Harris Hotel Pontianak dengan secangkir kopi hitam dan sedikit gula.

Eh sebelum lupa. Kalau menginap di Harris Hotel Pontianak, sempatkan ngeluyur kulineran malam-malam di seputaran hotel ya. Selain RM 999 Ayong yang sudah saya ceritakan sebelumnya, ada beberapa kedai jajanan yang berjajar rapi. Termasuk toko-toko kue, buah khususnya jeruk Pontianak, berbagai camilan keripik, dan minuman dingin. Asyik juga nongkrong bareng sembari melewati malam. Apalagi jika cuaca cerah dengan langit penuh bintang.

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Colorful breakfast di Harris Cafe – Harris Hotel Pontianak

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Asupan umami campur-campur dan omelette ukuran jumbo yang saya nikmati di Harris Hotel Pontianak

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Chai Kue dan Pengkang. Dua camilan kenyang khasnya Pontianak

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Jajaran roti dan kue manis yang laris banget sepagian itu. Berkali-kali harus diisi kembali

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Kue-kue coklat yang menyelerakan dan pilihan minuman dingin untuk pagi yang menyegarkan

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Area sajian minuman hangat dan jamu (kiri) Area duduk layaknya foodcourt (kanan)

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Suka dengan deretan wadah yang berjejer rapi dan selalu bersih. Pilihan buffet yang bervariatif

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak
Fasad Harris Hotel Pontianak yang terlihat dari jalanan besar Jl. Gajah Mada

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak

Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak

IG @annie_nugraha | Email : annie.nugraha@gmail.com

18 thoughts on “Harris Hotel Pontianak, Strategis dengan Limpahan Jajanan Enak”

  1. belum baca tapi Langsung dibikin salfok foto lobi. Itu ubin kenapa kepikiran motifnya sampe ke dinding meja resepsionis,,, cakep loh, kok kepikiran yaa?
    Oiya perihal susahnya nyari motor di parkiran karena saking semuanyaaa kembar, aku juga pernah sampe kepikiran punya warna motor gonjreng, loh, bu ya itu biar gampang nyarinya hahhaa
    BTW, warna hotelnya banyak orange sama ke Ibis apakah satu grup?

    Reply
    • Cakep ya Ci. Aku juga terkesan dengan ubin itu. Shaping and coloringnya apik betul. Keknya cocok buat cafe juga itu.

      Naah kan hahahahaha. Shocking color, asal nekad punya, dan pede-an ada aja manfaatnya hahahaha.

  2. Kalau ke Pontianak emang harus mampir kulinernya ya, jadi kalau pilih hotel pun yang aksesnya mudah buat jajan hehe. Udah gitu sarapan di sini juga kayaknya enak, yummy!

    Reply
  3. Si Abang pake nanya, Mau ikutan gak? Huhuhu mau laaah!

    Ga sabar gw bacanya, maklum dulu juga stay di Kaltim lama, sekitar 15 tahunan.

    Nah… bener banget, yang terlintas Nasi Telur Next Carlos! Ngulik hidden gem ala ala ya jadinya.

    HARRIS Hotel Pontianak ini vibes-nya udah menang lokasi, menang kuliner juga. Literally, tinggal ngesot dikit langsung disambut jajanan enak? Itโ€™s giving spoiled but in a good way

    Tulisan ini tuh selalu sukses bikin kita ngerasa kayak lagi ikut jalan-jalan juga, padahal mah masih rebahan sambil ngiler. Next time ke Pontianak, destinasi ini auto masuk bucket list.

    Thanks for the foodie insight yang on point kayak biasa, An!

    Reply
    • Gue pengen balik ke KalBar Tan. Khususnya ke Singkawang. Waktu itu gak sempat explore banyak. Pengen stay sekitar 3 hari 2 malam. Menyusur dalam kota yang masih nyimpan dan mempertahankan bangunan2 vintage gitu. Mampir ke sana-sini. Banyak tempat ngopi dan nongkrong di sana. Keren betul dah.

  4. Sukaaa sama penampakan lobby Harris Hotel Pontianak. Sederhana tapi unik ya
    Wah..pas nih pilihan nginep di Harris saat di Pontianak, sudahlah sarapannya enak-enak, sekelilingnya pun banyak tempat njajan..
    Pengin ke Pontianak belum kesampaian, semoga nanti, soalnya suamiku dulu pernah penempatan di sini saat masih lajang, jadi semoga bisa nostalgia ke sini. Bisa kalap kulineran pasti…selama ini aku seringnya jastip ke tetangga, orang Pontianak asli, buat nitip makanan khasnya

    Reply
  5. baru baca judul “Pontianak” , rasanya udara panas memenuhi

    hihihi…mungkin karena baru-baru ini lihat video Jang Hansol tentang panas di Korea Selatan dan Pontianak, yang ternyata ampun-ampunan deh

    tapi pastinya semua itu terbayar dengan petualangan di Pontianak termasuk kulinerannya
    Karena sarapan di hotel aja udah penuh makanan khas Pontianak, apalagi kalo mulai ngabolang ya?

    Reply
  6. Iya sih ya. Enak aja gitu kalau kita menginap di hotel yang dekat dengan semacam sentra kuliner. Apalagi kalau tersedia berbagai masakan khas daerah sana.

    Kayak Hotel Harris Pontianak ini. Jadi, nggak hanya bisa menginap dengan nyaman. Kita juga bisa wisata kuliner sekalian.

    Reply
  7. Stay di Hotel yang dekat dengan tempat kulineran mah bikin betah. Apalagi dengan makanan yang tampilannya menggugah dan punya cita rasa unik lokal. hmm bikin memori terkenang terus deh.

    Reply
  8. Jadi milih hotelnya karena dekat tempat kulineran yang mau dituju ya mbak hehe.
    Harris yang di sana tu kyknya dilihat dari fotonya gedungnya humble ya, gak terlalu mencolok dari luar juga. Baru kyknya pas masuk ke dalam kesan oranye2an mulai muncul :D
    Kamarnya ternyata gak nyampek 30 m2 tetapi cukup nyaman dengan menyediakan bed yang ukuran ged ya mbak.
    Nampaknya kue2 di Harris cafe menyesuaikan dengan kue2 lokalnya ya mbak. Aku belum pernah makan kue2 itu keknya hehe.
    Enak juga ya hotelnya dekat dengan beberapa tempat kuliner dan toko oleh2 gitu jadi misal malam2 mau keluar nyari makanan gak perlu khawatir pergi agak jauhan ninggalin hotel.

    Reply
    • Yang pasti lokasinya strategis. Setidaknya banyak tempat kuliner yang dieksplorasi di sini. Dan itu cuma jalan kaki. Bisa nyobain ini itu. Apalagi di situ banyak toko yang menyediakan aneka asupan khas Pontianak.

  9. Pantas saja Harris ini sampai ada tiga di Pulau Batam dengan tingkat okupansi yang baik. Ternyata hotel di setiap daerah punya ciri khas masing-masing dan mengakomodasi menu khas daerah.

    Reply
  10. Wah, terakhir ke Pontianaka saya 2007, Mbak Annie. Wkwkwkwk. Yakin deh udah sangat jauh berubah itu kota sekarang pastinya. Saya jadi kebawa suasana kayak lagi ikutan jalan ke Pontianak bareng Mbak Annie. Detail banget sampai saya bisa kebayang suasana Jl. Gajah Mada yang rame, jajanan malamnya, sampai scooter oranye di lobby Harris ๐Ÿ˜‚

    Kalau long vacation, kayak seminggu dua minggu, aku suka sama ide Mbak Annie ganti-ganti hotel biar dapat nuansa berbeda tiap trip. Kami juga pas ke Jogja dan Bali juga begitu, ganti penginapan sampai 3x. Emang bikin perjalanan makin hidup. Kayaknya next kalau ke Pontianak, Harris ini wajib banget masuk list, apalagi deket banget sama kuliner incaran. Thanks ya udah cerita lengkap gini, Mbak Annie.

    Reply
    • Ya ampun udah lama banget itu kalau 2007 ya. Saya baru sekali ke Pontianak. Dan terkesan banget dengan panasnya. Kudu hati-hati ini sama perawatan kulit hahahahaha.

      Nah kan. Tapi emang asyiknya maksimum 2 malam lah ya di 1 hotel. Supaya bisa eksplorasi ke tempat lain biar gak bosan dan dapat vibes baru. Kalau saya sih memang ada tujuan khusus. Biar bisa review si hotel buat blog ini.

  11. Rasanya Harris Hotel ini selalu menyajikan makanan khas dari daerahnya masing-masing yaa, ka Ann…
    Baguus banget.. jadi buat wisatawan, bisa incip Chai Kue dan Pengkang, dua camilan kenyang khasnya Pontianak yang bentukannya gemooyy~
    MashaAllaa~

    Ngliat omelette-nya juga.. uwwwuu sekalii..
    Anget-anget dimakan, bisa jadi sumber protein seharian.

    Reply

Leave a Comment